8 Juli 2008
Sekarang aku sudah menjadi gadis remaja berumur
15 tahun. Ya, aku kelas 3 SMP. Rasanya baru kemarin aku masuk SMP sekarang
sudah menjadi kakak kelas dan sebentar lagi ujian. Di kelas 3 ini aku sekelas
lagi dengan Dion, mantanku waktu kelas 1, tapi bukan itu yang membuat aku
bahagia melainkan Alex, sahabat Dion yang juga cowok yang aku sukai. Karena
alex, aku dan Dion putus, bukan karena aku selingkuh dengan Alex atau Alex suka
denganku tapi entah kenapa selama aku pacaran dengan Dion semakin lama semakin
terlihat kalau aku ternyata suka dengan Alex. Ya, aku yang memutuskan hubungan
ini. Tapi antara Dion dan Alex tidak ada yang tahu alasan aku memutuskan Dion.
Aku tahu aku memang egois, mementingkan perasaanku sendiri tanpa ingin tahu
perasaan Dion. Tapi waktu itu aku masih kelas 1 dan aku hanya menganggap
cintaku ke Dion sebatas cinta monyet. Begitu pula cintaku ke Alex, aku pikir
ini hanya cinta sesaat tapi aku baru sadar sampai saat ini pun aku masih
menyukainya. Selama 2 tahun ini aku hanya bisa memendam perasaanku karena aku
takut menyakiti hati Dion. Dan aku tidak tahu sampai kapan perasaan ini akan
terpendam.
9 Juli 2008
Liburan belum berakhir dan aku sudah merasa
bosan. Aku ingin cepat berangkat sekolah dan bertemu sahabat-sahabatku. Tidak,
aku bohong. Sebenarnya aku ingin bertemu Alex. Apa selama 3 minggu ini dia
pernah sekalipun memikirkan aku?
12 Juli 2008
Hari pertama masuk kelas benar saja kedua
sahabatku Sonya dan Tara langsung menyambutku. Sepertinya mereka terlalu rindu
denganku karena selama 3 minggu ini kita benar-benar tidak bertemu. Aku
mencari-cari seseorang tapi tidak juga kutemukan. Alex, dimana dia? Sonya yang
seakan tahu masalahku langsung memberi kode. Alex ternyata di luar tepatnya di
lapangan upacara sedang berdiri di depan ratusan murid baru yang sedang MOS.
Aku lupa kalau dia adalah ketua OSIS. Dan dibelakangnya ada Dion sebagai wakil
ketua. Dion melihatku dan melemparkan senyum, aku membalas senyumnya lalu
pergi. Itu berarti untuk beberapa hari ke depan Alex tidak akan masuk kelas.
16 Juli 2008
Hari ini aku senang bisa melihat Alex lagi.
Huh, lagi-lagi dia duduk di belakang. Dulu waktu kelas 1 kita sama-sama duduk
di bangku paling belakang. Tapi sekarang aku duduk dengan Sonya 2 bangku di
depan Alex. Sampai saat ini aku masih tidak mengerti kenapa aku bisa suka
dengan Alex, mungkin sifatnya yang baik dan humoris. Ralat, dia tidak begitu
baik denganku. Tidak jarang kita beradu mulut hanya karena masalah kecil. Lalu
apa yang membuatku tertarik dengannya?.
17 Juli 2008
Ini benar-benar gila. Mungkinkah aku sudah gila
karena cinta? Alex menghampiriku dadaku terasa sesak, nafasku tidak beraturan
padahal Alex hanya ingin meminjam penghapusku.
1 Agustus 2008
Hari ini aku sempat adu mulut dengan Alex hanya
karena aku mengoreksi tes dia dan nilainya jelek. Tapi itu tidak lama, saat
pelajaran tata busana Alex tiba-tiba duduk di sampingku sambil merangkulku. Aku
tidak tahu apa maksudnya tapi dia membuat aku cemburu karena setelah itu dia
pergi dan duduk di samping Nova dan merangkulnya, setelah itu Renata. Apa-apaan
dia?
4 Agustus 2008
Hari ini tidak akan aku lupakan. Tadinya aku
berniat mencari kesempatan waktu jam olahraga agar bisa dekat dengan Alex tapi
saat aku duduk sendiri di bangku dekat lapangan Alex mendekatiku dan duduk di
sampingku. Kita berdua sama-sama diam. Apa dia tahu kalau aku salah tingkah
tadi?
11 Agustus 2008
Bosan rasanya belajar tanpa kehadiran Alex. Dia
sedang ikut lomba Voly antar sekolah. Sonya dan Tara tahu aku melamun seharian
ini dan tidak fokus pada pelajaran. Mereka menghiburku seakan menghibur anak
umur 5 tahun. Tapi itu membuatku lebih baik. Terima kasih sahabatku.
20 Agustus 2008
Semalam aku mimpi Alex duduk di sampingku. Dan
tadi pagi dia benar-benar duduk di sampingku. Sebenarnya aku tidak mengerti
kenapa dia selalu melakukan hal itu. aku menarik nafas panjang lalu
memberanikan diri untuk bertanya. Dia tidak menjawab hanya senyum, senyuman
maut membuatku mati rasa.
15 September 2008
Marhaban ya Ramadhan. Aku bersyukur masih bisa
menunaikan ibadah puasa tahun ini. Tadi pagi ada acara di sekolah yang mengharuskan
seluruh siswa memakai pakaian muslim. Sepanjang acara aku hanya memperhatikan
Alex yang semakin tampan memakai setelan baju koko biru muda dan celana jeans.
Tara menggodaku, katanya aku dan Alex jodoh. Aku baru sadar kalau Aku dan Alex
tenyata sama-sama memakai baju biru muda. Kami sempat adu mulut lagi hanya
karena mengisi daftar hadir.
13 November 2008
Astaga, Alex masuk toilet wanita. Kebetulan di
toilet wanita hanya ada aku. Pintunya terkunci, ini seperti di sinetron yang
ceritanya 2 orang terkunci di ruangan semalaman dan mereka saling jatuh cinta.
Tapi tidak untuk aku dan Alex, hanya sebentar dan pintu terbuka. Apa sebenarnya
yang dilakukan Alex?
15 Desember 2008
Aku lelah menunggu, aku ingin mengatakan ke
Alex tentang perasaanku tapi aku tidak bisa. Aku masih di bebani dengan adanya
Dion. Aku harus menjaga perasaannya. Tapi sampai kapan?
28 April 2009
Sekitar 4 bulan aku tidak menulis, itu karena
aku sibuk dengan persiapan ujian. Selama 4 bulan itu aku dan Alex masih sama
seperti biasa dengan Alex yang selalu membuat aku GR dan perasaanku yang masih
terpendam.
16 Juni 2009
Hari ini adalah hari yang tidak akan pernah aku
lupakan. Seluruh siswa kelas 3 mengikuti acara Wasana Warsa. Aku melihat Alex
yang beda dari biasanya. Dia tampak lebih rapi, dewasa, dan juga tampan. Dia
menghampiriku dan aku tidak percaya dengan apa yang dikatakannya. Dia
mengajakku untuk menjadi pasangannya saat penyambutan siswa nanti. Dia juga
memujiku, katanya kebaya yang aku kenakan sangat cocok denganku. Akupun
membalas pujiannya, aku bilang kalau dia lebih rapi dan dewasa dengan kemeja
dan dasinya. Diakhir acara, aku sibuk berfoto ria dengan Sonya dan Tara. Alex
menghampiri lalu ikut foto bersama kemudian menarikku dari kerumunan siswa lain
yang berfoto. Dia membawaku ke belakang sekolah. Dia memulai perbincangan
dengan sebuah pertanyaan, pertanyaan yang membuat jantungku berhenti, membuat
nafasku sesak, membuat mataku tidak berani menatap. Alex bertanya tentang
perasaanku. Dia sudah tahu semua, dia tahu aku suka dengannya sejak kelas 1,
dia tahu kalau aku memendam perasaanku untuk menjaga perasaan Dion, dia tahu
aku senang saat dia duduk di sampingku dan merangkulku, dia tahu segalanya. Dan
aku mengakuinya. Akhirnya setelah sekian lama aku bisa mengatakannya. Aku lega,
tapi rasa lega itu tidak lama. Alex bilang padaku kalau dia tidak bisa membalas
cintaku. Dia hanya mengatakan kalau kita jodoh suatu hari nanti pasti akan
dipertemukan kembali. Hatiku serasa pecah berkeping-keping, ku tahan air mata
agar tidak keluar tapi akhirnya tumpah juga. Aku tidak bisa menggambarkan
secara persis bagaimana perasaanku saat itu. Tapi akhirnya aku tahu kalau aku
dan Alex tidak akan pernah bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar