Sabtu, 16 Agustus 2014

My-Diary #1



8 Juli 2008
Sekarang aku sudah menjadi gadis remaja berumur 15 tahun. Ya, aku kelas 3 SMP. Rasanya baru kemarin aku masuk SMP sekarang sudah menjadi kakak kelas dan sebentar lagi ujian. Di kelas 3 ini aku sekelas lagi dengan Dion, mantanku waktu kelas 1, tapi bukan itu yang membuat aku bahagia melainkan Alex, sahabat Dion yang juga cowok yang aku sukai. Karena alex, aku dan Dion putus, bukan karena aku selingkuh dengan Alex atau Alex suka denganku tapi entah kenapa selama aku pacaran dengan Dion semakin lama semakin terlihat kalau aku ternyata suka dengan Alex. Ya, aku yang memutuskan hubungan ini. Tapi antara Dion dan Alex tidak ada yang tahu alasan aku memutuskan Dion. Aku tahu aku memang egois, mementingkan perasaanku sendiri tanpa ingin tahu perasaan Dion. Tapi waktu itu aku masih kelas 1 dan aku hanya menganggap cintaku ke Dion sebatas cinta monyet. Begitu pula cintaku ke Alex, aku pikir ini hanya cinta sesaat tapi aku baru sadar sampai saat ini pun aku masih menyukainya. Selama 2 tahun ini aku hanya bisa memendam perasaanku karena aku takut menyakiti hati Dion. Dan aku tidak tahu sampai kapan perasaan ini akan terpendam.

9 Juli 2008
Liburan belum berakhir dan aku sudah merasa bosan. Aku ingin cepat berangkat sekolah dan bertemu sahabat-sahabatku. Tidak, aku bohong. Sebenarnya aku ingin bertemu Alex. Apa selama 3 minggu ini dia pernah sekalipun memikirkan aku?

12 Juli 2008
Hari pertama masuk kelas benar saja kedua sahabatku Sonya dan Tara langsung menyambutku. Sepertinya mereka terlalu rindu denganku karena selama 3 minggu ini kita benar-benar tidak bertemu. Aku mencari-cari seseorang tapi tidak juga kutemukan. Alex, dimana dia? Sonya yang seakan tahu masalahku langsung memberi kode. Alex ternyata di luar tepatnya di lapangan upacara sedang berdiri di depan ratusan murid baru yang sedang MOS. Aku lupa kalau dia adalah ketua OSIS. Dan dibelakangnya ada Dion sebagai wakil ketua. Dion melihatku dan melemparkan senyum, aku membalas senyumnya lalu pergi. Itu berarti untuk beberapa hari ke depan Alex tidak akan masuk kelas.

16 Juli 2008
Hari ini aku senang bisa melihat Alex lagi. Huh, lagi-lagi dia duduk di belakang. Dulu waktu kelas 1 kita sama-sama duduk di bangku paling belakang. Tapi sekarang aku duduk dengan Sonya 2 bangku di depan Alex. Sampai saat ini aku masih tidak mengerti kenapa aku bisa suka dengan Alex, mungkin sifatnya yang baik dan humoris. Ralat, dia tidak begitu baik denganku. Tidak jarang kita beradu mulut hanya karena masalah kecil. Lalu apa yang membuatku tertarik dengannya?.

17 Juli 2008
Ini benar-benar gila. Mungkinkah aku sudah gila karena cinta? Alex menghampiriku dadaku terasa sesak, nafasku tidak beraturan padahal Alex hanya ingin meminjam penghapusku.

1 Agustus 2008
Hari ini aku sempat adu mulut dengan Alex hanya karena aku mengoreksi tes dia dan nilainya jelek. Tapi itu tidak lama, saat pelajaran tata busana Alex tiba-tiba duduk di sampingku sambil merangkulku. Aku tidak tahu apa maksudnya tapi dia membuat aku cemburu karena setelah itu dia pergi dan duduk di samping Nova dan merangkulnya, setelah itu Renata. Apa-apaan dia?

4 Agustus 2008
Hari ini tidak akan aku lupakan. Tadinya aku berniat mencari kesempatan waktu jam olahraga agar bisa dekat dengan Alex tapi saat aku duduk sendiri di bangku dekat lapangan Alex mendekatiku dan duduk di sampingku. Kita berdua sama-sama diam. Apa dia tahu kalau aku salah tingkah tadi?

11 Agustus 2008
Bosan rasanya belajar tanpa kehadiran Alex. Dia sedang ikut lomba Voly antar sekolah. Sonya dan Tara tahu aku melamun seharian ini dan tidak fokus pada pelajaran. Mereka menghiburku seakan menghibur anak umur 5 tahun. Tapi itu membuatku lebih baik. Terima kasih sahabatku.

20 Agustus 2008
Semalam aku mimpi Alex duduk di sampingku. Dan tadi pagi dia benar-benar duduk di sampingku. Sebenarnya aku tidak mengerti kenapa dia selalu melakukan hal itu. aku menarik nafas panjang lalu memberanikan diri untuk bertanya. Dia tidak menjawab hanya senyum, senyuman maut membuatku mati rasa.

15 September 2008
Marhaban ya Ramadhan. Aku bersyukur masih bisa menunaikan ibadah puasa tahun ini. Tadi pagi ada acara di sekolah yang mengharuskan seluruh siswa memakai pakaian muslim. Sepanjang acara aku hanya memperhatikan Alex yang semakin tampan memakai setelan baju koko biru muda dan celana jeans. Tara menggodaku, katanya aku dan Alex jodoh. Aku baru sadar kalau Aku dan Alex tenyata sama-sama memakai baju biru muda. Kami sempat adu mulut lagi hanya karena mengisi daftar hadir.

13 November 2008
Astaga, Alex masuk toilet wanita. Kebetulan di toilet wanita hanya ada aku. Pintunya terkunci, ini seperti di sinetron yang ceritanya 2 orang terkunci di ruangan semalaman dan mereka saling jatuh cinta. Tapi tidak untuk aku dan Alex, hanya sebentar dan pintu terbuka. Apa sebenarnya yang dilakukan Alex?
15 Desember 2008
Aku lelah menunggu, aku ingin mengatakan ke Alex tentang perasaanku tapi aku tidak bisa. Aku masih di bebani dengan adanya Dion. Aku harus menjaga perasaannya. Tapi sampai kapan?

28 April 2009
Sekitar 4 bulan aku tidak menulis, itu karena aku sibuk dengan persiapan ujian. Selama 4 bulan itu aku dan Alex masih sama seperti biasa dengan Alex yang selalu membuat aku GR dan perasaanku yang masih terpendam.

16 Juni 2009
Hari ini adalah hari yang tidak akan pernah aku lupakan. Seluruh siswa kelas 3 mengikuti acara Wasana Warsa. Aku melihat Alex yang beda dari biasanya. Dia tampak lebih rapi, dewasa, dan juga tampan. Dia menghampiriku dan aku tidak percaya dengan apa yang dikatakannya. Dia mengajakku untuk menjadi pasangannya saat penyambutan siswa nanti. Dia juga memujiku, katanya kebaya yang aku kenakan sangat cocok denganku. Akupun membalas pujiannya, aku bilang kalau dia lebih rapi dan dewasa dengan kemeja dan dasinya. Diakhir acara, aku sibuk berfoto ria dengan Sonya dan Tara. Alex menghampiri lalu ikut foto bersama kemudian menarikku dari kerumunan siswa lain yang berfoto. Dia membawaku ke belakang sekolah. Dia memulai perbincangan dengan sebuah pertanyaan, pertanyaan yang membuat jantungku berhenti, membuat nafasku sesak, membuat mataku tidak berani menatap. Alex bertanya tentang perasaanku. Dia sudah tahu semua, dia tahu aku suka dengannya sejak kelas 1, dia tahu kalau aku memendam perasaanku untuk menjaga perasaan Dion, dia tahu aku senang saat dia duduk di sampingku dan merangkulku, dia tahu segalanya. Dan aku mengakuinya. Akhirnya setelah sekian lama aku bisa mengatakannya. Aku lega, tapi rasa lega itu tidak lama. Alex bilang padaku kalau dia tidak bisa membalas cintaku. Dia hanya mengatakan kalau kita jodoh suatu hari nanti pasti akan dipertemukan kembali. Hatiku serasa pecah berkeping-keping, ku tahan air mata agar tidak keluar tapi akhirnya tumpah juga. Aku tidak bisa menggambarkan secara persis bagaimana perasaanku saat itu. Tapi akhirnya aku tahu kalau aku dan Alex tidak akan pernah bersama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar